Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Jumat, 04 November 2016

Tag:

Review Anime:ReLIFE


Judul : ReLIFE
Tanggal Rilis : 1 Juli 2016
Genre : Romance, School, Slice of Life
Episode : 13
Durasi : 24 min/episode
Studio : TMS Entertainment

 

ReLIFE awalnya adalah sebuah webcomic buatan Yayoiso yang diterbitkan melalui situs webcomic bernama comico di Jepang. Dengan jumlah pembaca yang hampir mencapai 300 ribu orang setiap babnya membuat ReLIFE menjadi salah satu webcomic terpopuler sepanjang masa di Jepang. Karena kepopuleran tersebut, webcomic ini berhasil mendapatkan adaptasi anime.


Cerita berpusat kepada seseorang berusia 27 tahun bernama Arata Kaizaki yang susah mendapatkan pekerjaan lantaran terlalu cepat keluar dari kantor lamanya (perusahaan Jepang sangat menjunjung tinggi loyalitas, jika ada pekerja yang terlalu cepat keluar dari perusahaan tersebut maka ia dianggap tidak berguna dan tidak loyal. Hal ini juga dapat merusak reputasi seseorang ketika akan melamar di tempat baru). Arata merasa frustasi akan hidupnya seperti sekarang sampai ia bertemu seseorang bernama Ryou Yoake.
Yoake memberikan sebuah tawaran kepada Arata untuk memperbaiki hidupnya dengan menjadi bagian dari sebuah eksperimen bernama “ReLIFE”. Ia ditawari sebuah pil yang membuat perawakannya sepuluh tahun lebih muda dengan syarat bahwa ia harus kembali menjadi murid SMA dan menjalani kehidupan layaknya anak SMA biasa. Arata menerima tawaran tersebut demi memperbaiki hidupnya yang sekarang. Sepanjang eksperimen Yoake selalu mengawasi Arata dari jauh untuk menganalisa bagaimana subjek eksperimennya memanfaatkan ReLIFE dengan baik.




Seperti yang sudah diungkapkan pada judulnya, ReLIFE merupakan cerita tentang kesempatan kedua seseorang untuk kembali menjalani kehidupan masa lalu demi masa depan yang lebih baik. Tidak seperti adaptasi anime dengan tema serupa yaitu “BokuMachi” yang terkesan terburu-buru dan antiklimaks ketimbang komiknya, ReLIFE adalah salah satu contoh adaptasi anime yang dieksekusi dengan baik.
ReLIFE membuat definisi dari “kesempatan kedua” menjadi tepat sasaran. Kesempatan kedua yang menjadi tema utama diolah dengan semestinya dan tidak dibuat-buat. Arata tidak diset sebagai anak gaul atau keren atau atletis untuk mendapatkan atensi teman sekelasnya malah terkadang bertingkah konyol dan terkesan awkward karena harus bertingkah layaknya anak SMA meski pemikirannya sudah berusia 27 tahun. Hal tersebut membuat serial terlihat natural dan komikal di beberapa adegan.




Latar yang digunakan yaitu SMA sesuai dengan konsep “kesempatan kedua” dimana masa SMA adalah masa dimana seseorang mencari jati dirinya. Latar ini sesuai dengan partisipan dalam eksperimen ReLIFE yaitu orang yang kehilangan jati dirinya karena trauma masa lalu.
Cerita yang muncul pada ReLIFE benar-benar dekat dengan kehidupan SMA sehari-hari sehingga serial ini tidak membatasi demografik penontonnya. Semua orang bisa menikmati karena konflik ReLIFE sering terjadi dalam pergaulan anak SMA bahkan sampai pergaulan orang kantoran.
Penokohan karakter yang apik juga menjadi salah satu kunci sukses dari ReLIFE. Tidak ada karakter yang dibuat-buat atau dipaksakan untuk menjadi lucu, keren, romantis dan lain sebagainya. Semuanya berjalan apa adanya.
Pengembangan karakter pada serial ini juga menjadi salah satu contoh yang baik untuk serial anime 13 episode. ReLIFE tidak takut akan batasan jumlah episode yang diberikan dan mengembangkan karakternya secara maksimal untuk ukuran 13 episode (dengan kemungkinan akan ada musim keduanya). Semua karakter yang muncul mempunyai titik charming tersendiri yang dapat membuat penonton tertarik untuk mengenali karakter tersebut lebih lanjut.
Beberapa karakter tua seperti Arata ditempatkan dalam situasi ala anak SMA sehingga Arata menjadi penengah sekaligus mediator berbagai macam konflik. Selain itu beberapa karakter lainnya juga mendukung untuk menimbulkan situasi dan cerita yang terkadang bisa sangat mellow dan menyenangkan dalam waktu bersamaan terutama Chihiro. Ekspresi dan reaksi yang tergambar dari masing-masing karakter juga mampu membuat situasi yang lucu.



Dari segi sosial, ReLIFE mampu menangkap kehidupan anak SMA dan kehidupan kantoran. Hal yang membuat ReLIFE beda dengan drama tentang anak SMA lainnya adalah mampu menyorot bagaimana lingkungan kerja di Jepang yang penuh tekanan dan deperessing tanpa harus terlihat edgy. ReLIFE menceritakan bagaimana society Jepang masih akrab dengan ijime atau bullying, mementingkan loyalitas dan bunuh diri akibat tekanan pekerjaan. Kehidupan kantoran yang menjadi sajian pendukung dapat bersinergi dengan baik dengan kehidupan anak SMA yang menjadi sajian utama. Sinergi ini membentuk suatu drama yang sulit ditemukan pada anime sekarang.
Hal yang juga patut menjadi perhatian adalah pemilihan lagu penutup yang berbeda-beda setiap episodenya. Semua lagu penutup yang muncul adalah lagu populer pada era pertengahan 90’an sampai awal 2000an dan semua lagunya terjual lebih dari 250 ribu keping bahkan sampai terjual sebanyak 1 juta keping. Lagu penutup yang ada juga menyesuaikan tema yang muncul di tiap episode. Mendengar lagu ReLIFE juga dapat membangkitkan memori dari penotonnya terutama untuk penonton tua yang berharap lagu “Honey” dari Laruku menjadi soundtrack anime.


ReLIFE tidak bermain dengan narasi drama yang besar ataupun megah. Serial ini hanya mengandalkan konsep sederhana yang diolah dengan matang. ReLIFE juga mengisi kekosongan yang timbul dalam dunia anime dimana cerita yang semakin hari semakin terlihat fiktif sudah terlalu banyak. ReLIFE terlihat santai dengan deadline 13 episode tapi tidak lemah, semua lini yang berpotensial untuk membuat cerita menjadi dekat dengan penontonnya dimasukkan secara detil dan rapi demi membuat konsep yang sederhana tersebut menjadi sebuah karya unggul dan tidak berlebihan.
Entah sekedar bernostalgia mengingat masa SMA ataupun menikmati drama yang muncul, ReLIFE adalah salah satu anime terbaik di tahun 2016 karena serial ini adalah paket lengkap dari sebuah serial anime dari menit pertama sampai menit terakhir.


About Me

Hi, My Name is Agung Pribadi. I'm a college student of iSTTS Surabaya and I'm liked Japan so much, so you can call me weeaboo (hahaha lol). I'm here with my friend called Ade and Christopher. We are here to provide a blog(you dont say).

5 komentar :

Silahkan Komentar dengan Bahasa yang Baik