Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Senin, 31 Oktober 2016

Review Anime: Re:Zero kara Hajimeru Isekai Seikatsu


Re:Zero merupakan adaptasi novel karya Nagatsuki Tappei yang selain menjadi anime, karya beliau diadaptasi juga menjadi manga. Berkisah tentang Subaru yang terlempar ke dunia lain dan mempunyai kemampuan khusus demi menyelamatkan seorang wanita.
Apakah Re:Zero benar-benar merupakan anime yang bagus atau hanya sekadar hype yang tinggi?

Another isekai but is actually more than that

Tema Re:Zero memang merupakan isekai, sebuah tema dimana sang MC terlempar ke dunia lain. Dalam kasus ini Subaru, seorang hikkikomori, terlempar ke dunia lain sehabis dari mini market. Dunia yang didatangi Subaru merupakan sebuah dunia fantasi yang memiliki berbagai ras, seperti tema isekai pada umumnya. Kemudian Subaru menemui dirinya dalam masalah yang akhirnya diselamatkan oleh seorang perempuan half elfEmilia.
Subaru bersama Emilia kemudian bertualang bersama mencari sebuah benda milik Emilia yang hilang dicuri. Kemudian mereka kembali menemui masalah yang berakhir dengan kematian Subaru dan Emilia. Tetapi cerita tidak selesai, Subaru menyadari bahwa ia memiliki kemampuan untuk reset ke checkpointtertentu setiap kali ia mati.
Sekilas memang seperti tema isekai pada umumnya, tetapi di sini Subaru tidak mempunyai keahlian yang hebat seperti Kirito atau kepintaran seperti Shiro. Subaru sama seperti Kazuma, tetapi keadaan Kazuma lebih beruntung karena terjebak di dunia lawak. Dunia yang Subaru datangi jauh lebih serius dan mempunyai berbagai macam konflik dan peristiwa, dan Subaru hanya memiliki kemampuan reset-nya untuk melewati berbagai macam peristiwa.
Masalahnya, peristiwa yang ada tidak semudah itu. Peristiwa tersebut terkadang melibatkan sesuatu yang tidak mungkin Subaru hadapi sendirian karena ketidakmampuannya dalam bertarung atau bahkan melibatkan bala tentara dan seorang musuh besar yang kejam.
Di sinilah menariknya Re:Zero. Para penonton selalu dibuat penasaran bagaimana Subaru melewati berbagai macam peristiwa yang mungkin para penonton rasakan bahwa peristiwa tersebut terlalu berat untuk Subaru hadapi seorang diri.

Character development!

Saya bisa bilang perkembangan karakter pada seri ini dieksekusi dengan sangat baik. Meskipun tidak semua mendapatkannya, tetapi beberapa karakter kunci mempunyai perkembangan yang sangat bagus. Pertama tentu saja best girl seri ini: Rem. Pada awalnya Rem mempunyai sifat yang sangat dingin dan tidak segan-segan melakukan apapun demi majikannya. Setelah diusut, ternyata masa lalu Rem lah yang membuatnya menjadi seperti itu. Pertemuan dengan Subaru dan peristiwa yang dialaminya membuat sifat Rem menjadi lebih lunak dan jatuh cinta dengan Subaru (mending sama saya, mbak).
Selain Rem, satu lagi karakter yang mempunyai perkembangan yang sangat baik adalah main hero seri ini, Subaru. Sebenarnya saya agak tidak ikhlas, tetapi saya harus mengakui bahwa perkembangan Subaru sangat terasa di sini. Kita akan menyaksikan perkembangan karakter Subaru dari yang mudah putus asa dan menyedihkan hingga menjadi Subaru yang tegar. Pada arc terakhir seri ini, Subaru berada pada posisi paling menyedihkan karena harus bersujud kepada Crusch, direndahkan oleh Priscilla, hingga ditipu oleh Anastasia. Bagaimana tidak, Subaru menghadapi masa yang sangat sulit karena harus menghadapi kematian Rem yang sangat sadis dan Emillia berulang kali. Setelah menghadapi loopberulang kali, pada akhirnya Subaru berhasil membuat negosiasi antara Crusch dan Anastasia untuk melancarkan serangan ke witch cult untuk mencegah kematian Emillia, bahkan hingga memimpin pasukan tersebut setelah mengalahkan paus putih.

Still have a lot of mysteries and holes


Meskipun menghadirkan cerita yang baik, sayangnya Re:Zero masih menyisakan misteri yang cukup banyak. Penjelasan mengenai dunia yang didatangi Subaru nyaris tidak ada. Para penonton hanya dihadirkan petunjuk-petunjuk untuk menggambarkan dunia tersebut. Padahal menurut saya hal ini krusial untuk sebuah anime dengan tema isekai.
Selain itu masih banyak misteri seperti hubungan sesungguhnya antara Emilia dan Puck, apa itu witch cult, mengapa hanya Subaru yang memiliki kekuatan untuk loop, apakah ada orang lain selain Subaru, apakah benar Felix seorang pria, dan masih banyak misteri lainnya. Biarpun begitu saya masih memaklumi karena Re:Zero sendiri masih lanjut di light novel-nya yang semoga saja dijelaskan ke depannya. Selain itu hal ini menimbulkan banyak spekulasi dan perdebatan di dunia maya yang tentu saja menarik untuk diikuti.


Terima kasih sudah membaca review dari saya, maaf jika memang ada yang salah atau kurang detail. Ngomong ngomong nih tim manakah kalian? Rem atau Emilia-tan?
Published: By: Unknown - Senin, Oktober 31, 2016

Review Anime: Kimi no Na wa

Kimi no Na wa




Banyak sekali artikel media sosial memberitakan Kimi no Na wa mengenai lakunya anime ini di kalangan orang orang dan pastinya kalian pasti penasaran dengan film terbaru buatan Makoto Shinkai ini.

Kisah yang khas milik Makoto Shinkai

Siapa sih yang tidak kenal Makoto Shinkai? sebelumnya dia juga pernah tenar karena pembuatan film berjudul 5 Centimeters Per Second, Kotohana no Niwa. Di dalam Kimi no Na Wa ini Makoto Shinkai menceritakan sebuah kehidupan seorang laki-laki yang bernama Taki yang tinggal di Kota dan seorang perempuan yang bernama Mitsuha yang tinggal di desa. Ketika mereka berdua tidur, seketika tubuh mereka bertukar satu dengan lainnya sehingga itu membuat hidup mereka kacau dan karena itu mereka berdua berjanji untuk mencatat seluruh kegiatan demi menjaga tubuh mereka masing-masing.
Mungkin di awal melihat anime ini para penonton heran dan binggung dengan ceritanya, awal cerita yang saling berinteraksi saling berjauhan dan semakin lama hubungan mereka semakin dekat dan itu membuat para penonton merasakan hubungan mereka terbangun. 




Kualitas Art yang Begitu Sempurna

Sudah tidak perlu di ragukan lagi, anime buatan Makoto Shinkai selalu berupa eye-candy. Tentu menghadirkan animasi yang cukup detail dan benar-benar cocok dengan tema di dalamnya seperti ketika adegan Mitsuha di desanya, di anime ini mereka benar-benar menunjukkan detail di setiap sudutnya maupun juga ketika Taki dan cerita hidupnya di Tokyo dan yang tak kalah lagi adalah di bagian Musik di dalam anime ini, Makoto Shinkai benar-benar cocok untuk menempatkan musik di bagian scene tertentu, tentu itu akan membawa suasana ngefeel bagi para penontonnya salah satunya adalah lagu Zen Zen Zense yang di ciptakan oleh RADWIMPS dan saya tak bosan-bosan mendengar lagu itu.

YAP, Begitulan review anime Kimi no Na wa dari saya, maaf jika memang review saya kurang detail dan mungkin ada yang salah, saya sendiri memang tidak terlalu ingin menceritakan untuk lebih detail karena saya tidak ingin melakukan spoiler kepada para pembaca di sini. Saya ingin para pembaca untuk menonton anime yang berdurasi 2 jam ini agar para pembaca bisa merasakan Art dan cerita yang begitu kental.





Published: By: Unknown - Senin, Oktober 31, 2016

Minggu, 30 Oktober 2016

Review Anime: Koe No Katachi


Koe No Katachi



Ternyata selama saya di Jepang kemarin, Kyoto Animation mulai menayangkan film anime “Koe no Katachi“. Tentunya saya menggunakan kesempatan ini untuk menontonnya langsung di bioskop.
Hampir bernasib sama dengan Kimi no Na wa, saya dan teman-teman saya cukup kesulitan untuk mendapatkan kursi karena banyak waktu tayang yang sudah penuh. Tetapi kali ini sedikit lebih mudah karena jumlah rombongan lebih sedikit dan masih ada beberapa kursi kosong meski posisinya kurang bagus.

Adaptasi Cerita yang Lebih Padat
Ketika Kyoto Animation mengumumkan adaptasi Koe no Katachi sebagai film anime, saya sedikit cukup kaget. Memang manga-nya sendiri tidak terlalu panjang jumlah volumenya, hanya 7 volume, tetapi apakah cukup untuk dijadikan 1 film saja? Ternyata Kyoto Animation tidak tanggung-tanggung mengerjakan adaptasinya. Mereka mengadaptasi manga tersebut menjadi film yang berdurasi 130 menit, atau setara dengan 2 jam 10 menit.

Koe no Katachi menceritakan tentang Shoya Ishida, seorang remaja yang waktu SD sering melakukan bully kepada murid pindahan bernama Shoko Nishimaya yang ternyata tuna rungu. Karena suatu kejadian, Shoya ketahuan dan kemudian teman-teman sekelasnya pun mulai melakukan hal yang sama kepadanya, yaitu bullying. Setelah kejadian ini, waktunya dipercepat ke masa SMA dan Shoya mulai menutup hatinya dan selalu merasa bersalah. Tetapi suatu hari, Shoya kembali bertemu dengan Shoko. Pertemuan ini pun membuat diri Shoya mulai berubah.
Untuk versi film ini, Kyoto Animation melakukan banyak perubahan agar ceritanya bisa selesai dalam 1 film. Mungkin beberapa di antara kalian ada yang kecewa karena perubahan ini, tetapi saya merasa ini adalah hal baik karena ceritanya menjadi lebih padat dan tidak terasa bertele-tele.

Desain yang Setia dengan Karya Aslinya

Beberapa serial anime yang dikerjakan oleh Kyoto Animation akhir-akhir ini memiliki desain karakter yang serupa meski berasal dari berbagai seri yang berbeda, coba saja liat K-ON!Tamako Market, dan lainnya. Untungnya untuk di Koe no Katachi, Kyoto Animation masih setia dengan desain karakter yang masih serupa dengan seri manga-nya. Tidak hanya dari desain saja, cara penggunaan warnanya pun serupa dengan karya aslinya.

Tetapi yang saya sedikit bingung adalah ketika saya menonton film ini, saya merasa animasinya terasa biasa saja. Padahal biasanya film anime menghadirkan animasi yang jauh lebih baik. Tidak hanya itu, Kyoto Animation juga biasanya menghadirkan animasi yang luar biasa untuk serial TV mereka. Makanya saya sedikit merasa janggal. Meski begitu, hal ini seharusnya tidak menganggu pengalaman menonton kalian.

Peforma Seiyuu yang Mengagumkan


Untuk Koe no Katachi, Kyoto Animation memilih berbagai seiyuu yang sudah ternama seperti Miyu Irino sebagai Shoya Ishida, Saori Hayami sebagai Shoko Nishimiya, Aoi Yuuki sebagai Yuzuru Nishimiya dan lainnya. Jadi performa masing-masing seiyuu-nya tidak perlu diragukan lagi. Tetapi bagi saya, performa Saori Hayami dalam film ini benar-benar bersinar. Karena Shoko adalah tuna rungu, tentunya Shoko tidak bisa berbicara dengan lancar karena tidak pernah mendengar kata-katanya. Di sini, Hayami berhasil memerankan Shoko dengan sempurna.

Berikut adalah trailer Koe No Katachi.







Published: By: Unknown - Minggu, Oktober 30, 2016

Sejarah Perkembangan Anime

Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang, yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita yang ditunjukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang. Meskipun pada dasarnya anime tidak dimaksudkan untuk animasi jepang, tetapi kebanyakan orang mengunakan kata tersebut untuk membedakan antara film animasi buatan jepang dan non-jepang.
Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon".

Anime Jepang adalah satu jenis film yang unik. Keunikannya ada dalam cerita anime itu sendiri dan bagaimana anime dibuat. Artikel ini akan membahas secara singkat bagaimana anime dibuat dan hal-hal yang menyertainya. Saya melihat anime telah berkembang begitu pesat dalam hal kualitas gambar, penggunaan warna, teknologi dalam cerita dan kemulusan gambar. Walaupun begitu konsep pembuatannya tidaklah jauh berbeda dari tahun ke tahun.

1.  Artwork : 
Seni gaya mulai dari yang kompleks dan rumit (Accel World, Sword Art Online) sampai dengan yang sederhana dan lugas (Azumanga Daioh!). Bahkan anime yang sederhana bisa secara visual mencolok. Pembuat anime selalu menemukan cara untuk membuat segalanya terlihat segar dan baru.
2.  Pengisahan cerita : 
Banyak anime yang mengisahkan cerita epik yang berlangsung selama ratusan episode. Anime terbaik sepanjang apapun itu selalu menuntut adanya keterlibatan emosional yang besar dari pemirsa.
3.  Kategori 
Siapapun dengan latar belakang apapun akan menemukan satu atau lebih judul anime yang cocok dengan dirinya. Anime tersedia dari cerita bertema bela diri sampai dengan romansa. Contoh anime seni bela diri: Rerouni Kenshin (Samurai-X), Naruto Shippuuden, Bleach, Dll, Romansa: Saiunkoku Monogatari, Kimi ni Todoke dll. Supernatural: Ghost in the Shell, Hikaru no Go, Vampire Knight dll. Dan masih banyak lagi kategori-kategori yang tentunya menarik untuk ditonton.
4.  Nuansa Budaya
Anime Jepang sangat dipengaruhi oleh budaya Jepang dalam hal sejarah, bahasa dan cara pandang karakter-karakter di dalamnya. Banyak anime yang ceritanya bersumber pada sejarah Jepang (contoh: Sengoku Basara) atau mitologi Jepang (contoh: Hakkenden dan Hell Girl). Karakter non-Jepang biasanya berbicara dengan bahasa Jepang dan bertingkah laku seperti orang Jepang pula.
5. Figurarts : 
Banyak anime akan disertai dengan penjualan mainan model (figurart) yang lengkap dan dengan detil yang tinggi. Ini lah salah satu alasan yang membuat loyalitas fans anime begitu tinggi.


Dulu sejarah Anime di Jepang awalnya dibikinnya sejumlah film animasi oleh First Experiments in Animation oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi, dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Lanjut adanya film pendek (cuma durasi sekitar 5 menit) karya Oten Shimokawa yang judulnya Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki tahun 1917.
Kemudian ada lagi anime berjudul Saru Kani Kassen dan Momotaro karya Seitaro Kitayama pada tahun 1918, di tahun yang sama Seitaro kembali bikin anime berjudul Taro no Banpei. Tapi sayangnya semua catatan tentang anime tersebut hilang akibat gempa bumi di Tokyo pada tahun 1923.












Lama-kelamaan teknologi Anime makin maju dengan adanya anime yang memakai optic track (seperti yang digunakan pada masa sekarang) adalah Chikara To Onna No Yononaka (1932) karya Kenzo Masaoka yang memakai teknologi itu. Di tahun 1943 Masaoka bersama muridnya, Senoo Kosei, bikin lima episode anime berjudul Momotaro no Umiwashi (Momotaro, the Sea Eagle). Dimana anime Jepang pertama dengan durasi lebih dari 30 menit.



Awal kepopuleran Anime

1. Astro Boy


Astro Boy
Astro Boy

Tahun 1963 merupakan era kesuksesan pertama dalam dunia animasi. Salah satu film yang mengawali kesuksesan tersebut ialah film animasi bernama Tetsuwan Atom, lebih kita kenal dengan nama Astro boy. Film ini disutradarai oleh Ozamu Tezuka yang dikatakan juga sebagai “God Of Manga”. Astro boy menceritakan tentang kisah seorang robot dengan fisik anak-anak yang berusia 13 tahun dan hidup berdampingan dengan manusia di Metro City. Karena ketenarannya, Astro Boy dirilis ulang pada tahun 2009.

Memasuki era 1970


lupin III
lupin III
Di era ini dunia anime sudah memasuki tingkat kompetensi yang mulai ketat, sehingga terjadinya pengurangan pegawai di Toei Animation dan terjadinya peralihan animator-animator ke studio lain seperti A Pro dan Telecom Animation. Selain itu, Mushi Productions pun gulung tikar yang kemudian bangkit kembali 4 tahun setelahnya. Para pekerja ex-Mushi pun mencoba untuk mendirikan perusahaan baru seperti Madhouse Production dan Sunrise.
Namun biarpun dengan kondisi seperti itu, pada era 1970-an masih terdapat film anime yang populer salah satunya adalah Lupin Sansei (Lupin III) yang menceritakan tentang humor-humor dewasa.

Memasuki Era 1980


Disinilah mulai ada anime yang cukup populer hingga tahun 2000. Siapakah dia? Yup, siapa lagi kalau bukan Dragon Ball.

1. Dragon Ball

Dragon Ball
Dragon Ball
Dragon Ball yang artinya bola naga dibuat oleh Akira Toriyama di tahun 1984. Anime yang bisa terbilang tua dan bertahan lama ini menceritakan tentang kisah seorang bocah bernama Goku. Singkat cerita Goku tinggal sendiri disuatu pegunungan, sampai suatu hari Goku bertemu dengan seorang wanita bernama Bulma, disinilah kisahnya dimulai. Bulma yang pada saat itu sedang mengumpulkan bola kristal menarik minat Goku. Karena konon katanya bola kristal itu akan mengeluarkan seekor naga bila terkumpul menjadi 7 butir, disetiap bola terdapat pola bintang dengan jumlah berbeda-beda. Seru bukan?
Namun pada tahun 1980’an tidak hanya anime Dragon Ball saja yang membludak, adapun anime berjudul The Super Dimension Fortress Macross yang diciptakan pada tahun 1982, Nausicaa of the Valley of the Wind pada tahun 1984, Mobile Suuit Zeta Gundam tahun 1985 dan Kiki’s Delivery Service pada tahun 1989. 

Era 1990-an


sailor moon
sailor moon
Era ini merupakan era yang menggemberikan khususnya untuk penggemar anime di indonesia. Anime-anime seperti Saint Seiya, Sailor Moon, Magic Girls, Dragon Ball, Detective Conan dan masih banyak anime-anime lainnya yang ditayangkan di stasiun TV Indonesia. Bagusnya, film anime dapat respon positif bagi penikmatnya
Memasuki tahun 1995, muncullah sebuah Anime yang disutradarai oleh Hideaki Anno yang bernama Neon Genesis Evangelion. Anime ini terbilang sukses karena mampu meraih income hingga $10 juta lebih, nilai yang fantastik. Hal ini membuat beberapa perusahaan lain berlomba-lomba untuk memproduksi anime- anime bergenre Mecha/Giant robot.

Periode 2000-an Hingga Sekarang


Sudah banyak Anime yang telah dibuat pada era 2000’an. Berikut contoh judul-judul anime mulai dari tahun 2000 hingga sekarang :
  1. Mobile Suit Gundam SEED
  2. Eureka Seven
  3. Code Geass : lelouch of the Rebellion
  4. Mobile Suit Gundam
  5. Macross Frontier
  6. Code Geass : Lelouch of Rebellion R2
  7. Fullmetal Alchemist
  8. Rozan Maiden
  9. Aria The Animation
  10. Shakugan no Shana
  11. Pani Poni Dash!
  12. Death Note
  13. Mushishi
  14. Sola
  15. The Melancholy of Haruhi Suzumiya
  16. Lucky Star
  17. Toradora!
  18. K-On!
  19. Bakemonogatari
  20. Fairy Tail

Teknologi CG (Computer Graphics) dan Teknologi Visual, Komputer dsb telah mempermudah pembuatan anime sekarang ini, karena itu ada yang menganggap bahwa kualitas artistiknya lebih rendah dibandingkan dengan anime masa lalu. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kualitas gambarnya pun sekarang ini lebih nikmat dilihat dan lebih mudah dimengerti karena gambarnya lebih proporsional dan warnanya lebih bagus, ditambah keberadaan teknologi HD.

Published: By: Unknown - Minggu, Oktober 30, 2016

Perbedaan Anime dan Kartun

Masih banyak orang yang belum mengetahui perbedaan antara kartun dan anime. Walaupun dari segi tampilannya sama-sama berupa animasi, namun kartun dan anime sangan jauh berbeda.Mungkin di beberapa forum atau grup masih ada aja orang yang memperdebatkan antara Anime dan Kartun. Beberapa ada yang bilang berbeda, dan ada yg mengatakan sama-sama berbentuk animasi, bahkan karena perdebatan ini malah jadi memicu flaming di dalam grup atau forum.

Bagi penonton yang kurang berpengalaman, pastinya mereka akan beranggapan jika cartoon dan anime itu sama. Namun tentunya, pendapat berbeda akan dilontarkan mentah-mentah oleh para pencinta anime di seluruh dunia. Mereka beranggapan jika anime dan kartun sangatlah berbeda dari segi manapun. Disamping dari asal kedua tipe film ini yang berbeda, tahukah kalian jika sebenarnya amsih banyak lagi perbedaan yang terliaht sangat mencolok. Nah, ada beberapa kategori yang akan kita gunakan untuk membandingkan anime vs cartoon ini, hmm, mana kira-kira yang lebih menarik ya?

1. Bentuk Karakter Anime vs Kartun!
Untuk kategori pertama, kita akan membandingkan anatara anime dan cartoon barat ini. Dari bentuk, anime bisa dibilang lebih kreatif daripada kartun, setuju nggak? Kenapa saja bilang lebih kreatif? Itu dikarenakan tokoh anime lebih banyak variasi dan bentuk karakter dari pada cartoon barat. Kita ambil contoh saja dari warna dan bentuk rambut anime. Tentu kalian dapat melihat bentuk rambut yang pastinya sangat sulit dibentuk jika itu ada di dunia nyata, bukan? Berbanding terbalik dengan Anime, Cartoon barat biasanya hanya menggunakan beberapa jenis rambut dan jauh sekali dari kata aneh seperti pada anime.


2. Jalan Cerita Anime vs Kartun!
Meskipun dibilang sama, jalan cerita anime dan kartun nyatanya sangatlah berbeda. Terlihat dari jalan cerita, kartun dipeastikan memang dibuat untuk menghibur. Hal ini tentunya berbeda dengan anime yang jalan ceritanya sangatlah rumit dan tidak hanya untuk hiburan semata. Sebagai contoh, kartun barat biasanya dibuat dengan menggunakan animasi hewan sebagai tokoh utama mereka, cenderung sangat berbeda dengan anime yang selalu menggunakan ilustrasi manusia dan desain yang rumit.

3. Proses Pembuatan Anime vs Kartun!
Bagi kalian pencinta anime, pastinya telah mengetahui jika pada awalnya anime berasal dari sebuah komik atau novel yang kemudian diadaptasi menjadi sebuah serial anime. Dalam proses ini, tentunya komik ataupun novel yang ingin diadaptasi harus telah mempunyai pamor di masyarakat. Berbeda dengan kartun barat yang prosesnya terbalik, biasanya kartun barat dimulai dari tayangan filmnya terlebih dahulu, setelah mereka mendapatkan pamor, maka akan dibuatlah versi komiknya.

4. Pewarnaan Animasi Anime vs Kartun!
Pernahkah kalian menyadari jika warna rambut pada karakter anime itu beraneka ragam? Ya, entah apa yang dipikirkan oleh para pengarang anime sehingga karakter mereka selalu diberikan rambut yang berwarna-warni dan bentuk aneh yang tidak lazim. Sebaliknya, pewarnaan pada kartun barat mungkin terlhat lebih unggul dan realistis. Contohnya saja seperti Spongebob Squerpants. Mister Crab diberikan warna merah, karena memang pada dasarnya kepiting berwarna merah. Begitu juga shandy Squirell yang warnanya tidak jauh dari coklat gelap. Ada juga tokoh lain seperti Donald bebek yang berwarna putih dan Buny Bugs yang berwarna abu-abu.


Kartun biasanya hanya sebagai hiburan belaka, sedangkan anime selain sebagai hiburan juga dapat memaksa kita berpikir "mengapa hal itu terjadi?". Bahkan banyak pula para penggemar anime tertentu yang mencari-cari informasi dari berbagai sumber mengenai suatu kejadian yang terjadi dalam anime itu yang bahkan belum pernah diungkap dalam alur cerita yang sesungguhnya
Published: By: Unknown - Minggu, Oktober 30, 2016

Apa itu Weeaboo??

Apa itu Weeaboo??

Istilah tersebut mungkin sering kita dengar di sebuah diskusi di sebuah forum ataupun hrup yang membahas hal hal yang berkaitan dengan jepang, anime, manga, dan game

Weeaboo atau juga dikenal sebagai wapanese adalah sebuah istilah yang menunjukan seberapa dalam seseorang tersebut sangat menghayati jiwwa “Jepang di dalam dirinya”, padahal mungkin saja dia sendiri memiliki sedikit pengetahuan tentang Jepang
Salah contoh orang yang Weeaboo adalah rang yang menggunakan kalimat kalimat atau kata yang berasal dari jepang, seperti halnya menyapa seseorang di social media, dan menyebutkan “ohayo!!!, genki des-ka?” ,nah orang yang seperti ini anda sudah dapat golongkan kedalam kategori Weeaboo

Intinya sih, Weeaboo itu adalah sebuah istilah untuk menyebutkan suatu kondisi dimana seseorang terlalu mendalami budaya jepang ,terlalu membanggakan jepang dan mengacuhkan dirinya sendiri terhadap negaranya sendiri.
Boleh boleh saja untuk membuat perbandingan negara yang satu dengan yang lainnya, asal anda mampu untuk membuat perubahan dengan cara melakukan sesuatu terhadap bangsa anda sendiri. 
Di Indonesia sendiri, Weeaboo? sering diplesetkan kata katanya menjadi Wibu

Berikut ini adalah ciri-ciri weaboo atau wapanese yang sering ditemukan di Indonesia:

(1) Cenderung mengubah namanya (baik nama panggilan maupun nama di situs-situs social networking, forum, dan sebagainya) dengan nama-nama yang bernuansa Jepang (biasanya nama dari tokoh favoritnya), atau kalau perlu lengkap dengan kanji/hiragana/katakananya; pengubahan nama ini pun tidak hanya secara parsial namun secara keseluruhan.  Perubahan nama mereka ini cenderung cukup mengganggu (terutama dalam social networking seperti facebook) karena cenderung menyulitkan orang lain untuk mencarinya kecuali teman-teman satu minat yang sering bersamanya, apalagi jika namanya sering berubah-ubah. Penggunaan partikel -chan, -kun, -san, dan sebagainya masih bisa ditoleransi.
(2) Profile photo, terutama dalam social networking seperti facebook biasanya menggunakan tokoh anime/manga, aktor/aktris Jepang, atau orang Jepang yang lagi cosplay, nyaris tidak ada foto asli. Kalaupun menggunakan foto asli, biasanya diedit biar terasa nuansa Jepangnya misalnya dihias dengan tulisan Jepang atau bagian jerawatnya ditutupi dengan bunga sakura,
(3) Suka atau sering mengikuti acara cosplay (costume playing), dan biasanya kostum yang dipakai adalah yang berkaitan dengan budaya Jepang, misalnya yang Cewe menggunakan yukata, kimono, gothic lolita, seifuku (seragam sekolah untuk Cewe), dan sebagainya; untuk yang Cowo biasanya cosplay menggunakan pakaian seperti yang dipakai oleh personil band-band Jepang. Umumnya rambut mereka pun ikut diwarnai; padahal banyak juga tokoh anime, manga, game, atau aktris/aktor Jepang yang berambut hitam, sama seperti warna rambut orang Indonesia pada umumnya dan tidak perlu diwarnai.

(4) Menyukai lagu-lagu bernuansa Jepang, diatas 90% bahkan cenderung tidak menyukai atau membenci lagu dari negeri sendiri; kecuali dari band negeri sendiri yang bernuansa J-pop atau J-rock seperti J-rocks. Lagu western pun kurang disukai. Playlist lagu mereka dipenuhi dengan lagu-lagu Jepang, kalau video dipenuhi oleh video klip lagu-lagu Jepang dan video live band/musisi Jepang favorit mereka.
(5) Terobsesi ingin belajar bahasa Jepang, berharap mereka bisa tinggal di Jepang dan lancar berbahasa Jepang dengan orang sana. Perlu diketahui bahwa belajar bahasa Jepang itu tidak semudah yang dibayangkan. Bahkan orang Jepang sendiri masih ada yang ambigu (karena ada beberapa kosakata Jepang yang sama pengucapannya tetapi beda huruf kanji dan maknanya), dan masih banyak orang Jepang yang kurang bisa membaca kanji. Apalagi weaboo/wapanese? Kadang bangga dengan Engrish (Englishnya orang Jepang).
(6) Untuk mereka yang membuat manga atau illust dengan nuansa anime, chara (tokohnya) dinamai dengan nama-nama Jepang. Latarnya pun dibuar se-Jepang mungkin, misalkan dengan bunga sakura, memakai kimono/yukata, atau rumahnya seperti rumah orang Jepang. Jarang sekali kita lihat chara yang anime-ish dengan menggunakan batik, memakai nama orang Indonesia, atau dengan latar yang menggambarkan kehidupan di Indonesia sebenarnya. Kalaupun membuat manga dan ingin dipublish, pengarangnya menggunakan pseudonym (nama samaran) dengan nama-nama yang bernuansa Jepang dan tidak menggunakan nama asli. Kalaupun menggunakan pseudonym bukan nama yang bernuansa Indonesia.
(7) Dalam berbicara atau chatting, termasuk wall to wall di facebook, cenderung menyelipkan bahasa-bahasa Jepang, seperti baka, arigatou, gomennasai, konnichiwa, sayonara, desu, dan sebagainya. Tidak semua orang mengerti bahasa-bahasa seperti itu, kecuali kalau dengan temannya yang sehobi atau satu minat.
a
Published: By: Unknown - Minggu, Oktober 30, 2016